Gendang Beleq merupakan salah satu kesenian tradisional yang memadukan musik dan tari serta menggunakan alat-alat musik pentatonik tradisional Lombok berupa gendang besar dan Seperangkat alat musik pukul. Beleq dalam bahasa Sasak berarti besar, sehingga gendang beleq berarti gendang besar. Hal ini lantaran ukurannya lebih besar dibanding gendang pada umumnya.
Dulu, musik gendang beleq
berfungsi sebagai pengiring para prajurit Kerajaan Lombok yang hendak
berperang, dimaksudkan untuk memberi semangat kepada mereka. Namun,
seiring perkembangan zaman, kini musik gendang beleq difungsikan untuk mengiringi upacara adat pernikahan, ngurisang (potong rambut bayi), khitanan, maupun upacara besar lainnya. Adapun gendang beleq
ini seringkali dijadikan seni pertunjukkan pada festival-festival yang
ada di Lombok. Biasanya festival tersebut diadakan pada bulan maret.

Para pemain musik gendang beleq ini dinamakan sekaha. Umumnya sekaha dimainkan oleh laki-laki lantaran berat dan ukuran dari gendang beleq yang hanya kuat dibawa oleh kaum laki-laki. Biasanya usia yang dianjurkan untuk memainkan gendang beleq dari usia 7 tahun hingga 60 tahun. Sedangkan perempuannya dijadikan sebagai penari tambahan. Ada total sebanyak 17 sekaha yang memainkan musik gendang beleq ini.
Pertunjukkan gendang beleq memiliki beberapa tahapan, antara lain: Gendang beleq dimainkan pertama kali oleh sekaha dengan ditabuh dua kali kanan dan satu kiri. Kemudian disambut oleh kenceng dengan ketukan yang berirama. Selanjutnya diikuti oleh petuk,
seruling, dan yang lainnya. Musik yang dimainkan adalah lagu-lagu
Sasak, namun tak menutup kemungkinan untuk memainkan lagu dangdut maupun
melayu. Para sekaha gendang beleq memakai busana celana tiga
perempat, baju krah sanghai lengan panjang, ikat pinggang, kain tiga
perempat, dodos, dan ikat kepala. Sedangkan pemain oncer mengenakan
busana celana tiga perempat, baju krah sanghai lengan panjang, ikat
pinggang, kain tiga perempat, ikat kepala, dan hiasan dada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar